Cawapres Pendamping Prabowo Hanya Yang Diterima NU
Kolom Media. Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berkunjung ke PBNU
ditemui Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Wakil Ketua Umum Mashum
Mahfoedz, Ketua PBNU Marsudi Syuhud, Robikin Emhas, Eman Suryaman, dan
Jenderal Helmy Faisal Zaini. Nyatakan akan memilih cawapres yang bisa
diterima kalangan NU.
“Saya tidak mungkin memilih cawapres yang tidak diterima oleh NU,” kata Prabowo yang disampaikan oleh Ketua PBNU Robikin Emhas, di Jakarta, senin 16/7/2018.
Pada kesempatan itu Prabowo memberikan buku karyanya “Paradoks Indonesia” kepada Kiai Said Aqil.
“Komitmen NU terhadap kebangsaan dan Islam yang damai tidak diragukan. Makanya saya merasa bangga dengan NU,” kata Prabowo dikutip Robikin.
Ucapan terima kasih datang dari Kiai Said Aqil atas apresiasi serta kesempatan waktu atas kunjungan dari Prabowo kekantor PBNU.
Menurut dia kedatangan Prabowo ke PBNU hanya sekedar untuk bersilaturahim, bukan untuk politik praktis.
“Guna menjalin silatul afkar atau tukar pemikiran. Syukur-syukur bisa menjadi silatul amal (kerja sama),” katanya.
Dalam pertemuan itu, Kiai Said Aqil juga menegaskan sikap PBNU yang selalu berada di jalur konstitusi yang sah, termasuk terkait dengan pemerintahan.
Menurut dia, NU mempunyai pengalaman pahit ketika tokoh NU KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) dijatuhkan dari kursi kepresidenan tanpa kesalahan yang jelas.
“Sangat pahit punya presiden diturunkan di tengah jalan dengan kesalahan yang tidak berdasar,” ungkapnya.
“Saya tidak mungkin memilih cawapres yang tidak diterima oleh NU,” kata Prabowo yang disampaikan oleh Ketua PBNU Robikin Emhas, di Jakarta, senin 16/7/2018.
Pada kesempatan itu Prabowo memberikan buku karyanya “Paradoks Indonesia” kepada Kiai Said Aqil.
“Komitmen NU terhadap kebangsaan dan Islam yang damai tidak diragukan. Makanya saya merasa bangga dengan NU,” kata Prabowo dikutip Robikin.
Ucapan terima kasih datang dari Kiai Said Aqil atas apresiasi serta kesempatan waktu atas kunjungan dari Prabowo kekantor PBNU.
Menurut dia kedatangan Prabowo ke PBNU hanya sekedar untuk bersilaturahim, bukan untuk politik praktis.
“Guna menjalin silatul afkar atau tukar pemikiran. Syukur-syukur bisa menjadi silatul amal (kerja sama),” katanya.
Dalam pertemuan itu, Kiai Said Aqil juga menegaskan sikap PBNU yang selalu berada di jalur konstitusi yang sah, termasuk terkait dengan pemerintahan.
Menurut dia, NU mempunyai pengalaman pahit ketika tokoh NU KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) dijatuhkan dari kursi kepresidenan tanpa kesalahan yang jelas.
“Sangat pahit punya presiden diturunkan di tengah jalan dengan kesalahan yang tidak berdasar,” ungkapnya.
Comments
Post a Comment